Santa Yosefina Bakhita
Boganatar, - Segenap anggota Komunitas SSpS Beata Maria Helena Stollenwerk Boganatar, penghuni asrama Santo Yosef Freinademetz Boganatar serta umat stasi pusat Paroki Santo Yohanes Pemandi Boganatar merayakan pesta Santa Yosefina Bakhita pelindung budak dan korban perdagangan orang di Gereja Paroki Boganatar pada, Kamis (08 Februari 2024) pukul 06:00 pagi. Peringatan Santa Yosefina Bakhita dilangsungkan dalam perayaan Ekaristi harian yang dipimpin oleh Pater Vinsen Neonbasu, SVD, pastor rekan di paroki Boganatar. Dalam perayaan Ekaristi tersebut, siswi-siswi asrama Santo Yosef Freinademetz Boganatar dipercayakan menanggung liturgi dan dibantu oleh para suster.
Fr. Fridz Talan, SVD dalam kata mengantarnya
mengajak umat yang hadir dalam perayaan tersebut untuk meniru cara dan teladan
hidup Santa Yosefina Bakhita. “Pada hari ini Gereja sejagat memperingati Santa
Yosefina Bakhita, pelindung Budak dan Korban Perdagangan Manusia. Melalui pesan
Paus Fransiskus dan melalui bacaan-bacaan suci hari ini, kita sekalian diajak
untuk berjuang bersama-sama mengatasi dan mencegah fenomena perdagangan orang
yang terus terjadi di muka bumi ini,” kata Fr. Fridz
Lebih lanjut, frater TOP Paroki Santo Yohanes
Pemandi Boganatar, Fr. Fridz mengajak sekaligus mengundang umat yang hadir
untuk menghidupi kebajikan hidup Santa Yosefina Bakhita dalam kehidupan
sehari-hari. “Santa Yosefina Bakhita adalah seorang perempuan yang tidak
pantang menyerah. Meskipun mengalami penderitaan yang hebat, ia tetap tabah dan
berjuang untuk keluar dari situasi keterpurukannya. Ia memiliki pribadi yang
suka mengampuni, berjiwa berani, selalu tabah dan sabar, tidak sombong serta
memiliki sikap kerendahan hati yang luar biasa, di mana ia selalu menerima semua
orang yang datang kepadanya dan ia tidak memperlakukan mereka secara kasar
seperti yang ia alami selama masa penderitaanya. Untuk itu, marilah kita
berjuang dalam kehidupan sehari-hari untuk menghidupi semangat dan kebajikan hidup
Santa Yosefina Bakhita yang telah ia tunjukkan kepada kita, yakni suka
mengampuni, berani, sabar dan rendah hati. Dengan semangat santa Yosefina
Bakhita, kita berlangkah bersama-sama untuk memerangi perdagangan orang dewasa
ini,” tegas Fr. Fridz.
Tiga Siswi lagi persiapan mengarak tiga simbol ke altar |
Simbol Tanah, Air dan Api |
Pemaknaan Simbol Yang Dipersembahkan di altar Tuhan |
Siswi kedua (Olinvia): “Air sumber dari segala
kehidupan, mengingatkan kami akan Pembaptisan yang telah kami terima dan pada
saat yang sama jutaan orang menyeberangi perairan untuk mencari kehidupan yang
lebih baik dan tidak selalu berhasil. Semoga kekuatan air yang membersihkan, menyembuhkan
dan menyegarkan dapat memberikan keberanian untuk mengatasi rintangan dan
membiarkan kehidupan mengalir dalam harapan, keadilan dan kasih sayang. Untuk itu
kami berdoa: Allah kehidupan, kami berdoa
untuk semua orang yang sedang dalam perjalanan, para migran, pengungsi dan
orang-orang yang terlantar agar mereka dapat menemukan di dalam diri kami,
saudara dan saudari yang mendukung mereka dalam pergumulan penderitaan dan
harapan mereka.”
Para Suster SSpS dan Penghuni asrama Santo Yosef Freinademetz |
Siswi ketiga (Aca): “Api adalah kekuatan yang
merusak dan katalisator untuk kelahiran kembali dan pembaharuan. Keserakahan dan
kekuasaan telah menggunakan api sebagai kekuatan yang mematikan. Lilin ini
melambangkan cahaya yang menyinari kebijaksanaan, pengetahuan, dan kehadiran
ilahi di tengah kegelapan perdagangan manusia, perang dan daerah konflik
seperti, Israel, Palestina, Ukraina dan Rusia. Untuk itu kami berdoa: Tuhan yang penuh kasih, kami berdoa untuk para
korban perdagangan manusia, keluarga mereka, mereka yang terdampak perang dan
konflik, dan mereka yang bekerja tanpa lelah untuk menyelamatkan dan mendukung
mereka. Kami mohon anugerah kesembuhan, perlindungan, dan pembebasan dari
belenggu kekerasan dan eksploitasi bagi setiap orang yang diperdagangkan dan
para korban perang dan konflik.”
Setelah memaknai tiga simbol yang dipersembahkan
ke altar dan mengucapkan doa kepada Tuhan, ketiga siswi tersebut maju dan
meletakkan ketiga simbol tersebut di depan arca patung Hati Kudus Yesus.
Pater, Suster dan umat khusuk mendaraskan doa kesadaran internasional menentang perdagangan manusia |
Perayaan Ekaristi dilanjutkan sebagaimana mestinya
dan setelah penerimaan komuni, para suster, Pater, Frater dan umat yang hadir
bersama-sama mendaraskan doa kesadaran internasional menentang perdagangan
manusia. Disaksikan oleh penulis, Perayaan Ekaristi memperingati Pesta Santa
Yosefina Bakhita berlangsung selama 45 menit dan diikuti oleh umat yang hadir dengan penuh hikmat.
Oleh: Fr. Fridz Talan, SVD