Rabu, 07 Februari 2024

KOMUNITAS SSpS BEATA MARIA HELENA STOLLENWERK BOGANATAR MEMPERINGATI SANTA YOSEFINA BAKHITA

 

Santa Yosefina Bakhita

Boganatar, - Segenap anggota Komunitas  SSpS Beata Maria Helena Stollenwerk  Boganatar, penghuni asrama Santo Yosef  Freinademetz Boganatar serta umat stasi  pusat Paroki Santo Yohanes Pemandi  Boganatar merayakan pesta Santa Yosefina  Bakhita pelindung budak dan korban  perdagangan orang di Gereja Paroki  Boganatar pada, Kamis (08 Februari 2024)  pukul 06:00 pagi. Peringatan Santa Yosefina  Bakhita dilangsungkan dalam perayaan  Ekaristi harian yang dipimpin oleh Pater  Vinsen Neonbasu, SVD, pastor rekan di  paroki Boganatar. Dalam perayaan Ekaristi  tersebut, siswi-siswi asrama Santo Yosef  Freinademetz Boganatar dipercayakan  menanggung liturgi dan dibantu oleh para  suster.

Fr. Fridz Talan, SVD dalam kata mengantarnya mengajak umat yang hadir dalam perayaan tersebut untuk meniru cara dan teladan hidup Santa Yosefina Bakhita. “Pada hari ini Gereja sejagat memperingati Santa Yosefina Bakhita, pelindung Budak dan Korban Perdagangan Manusia. Melalui pesan Paus Fransiskus dan melalui bacaan-bacaan suci hari ini, kita sekalian diajak untuk berjuang bersama-sama mengatasi dan mencegah fenomena perdagangan orang yang terus terjadi di muka bumi ini,” kata Fr. Fridz

Lebih lanjut, frater TOP Paroki Santo Yohanes Pemandi Boganatar, Fr. Fridz mengajak sekaligus mengundang umat yang hadir untuk menghidupi kebajikan hidup Santa Yosefina Bakhita dalam kehidupan sehari-hari. “Santa Yosefina Bakhita adalah seorang perempuan yang tidak pantang menyerah. Meskipun mengalami penderitaan yang hebat, ia tetap tabah dan berjuang untuk keluar dari situasi keterpurukannya. Ia memiliki pribadi yang suka mengampuni, berjiwa berani, selalu tabah dan sabar, tidak sombong serta memiliki sikap kerendahan hati yang luar biasa, di mana ia selalu menerima semua orang yang datang kepadanya dan ia tidak memperlakukan mereka secara kasar seperti yang ia alami selama masa penderitaanya. Untuk itu, marilah kita berjuang dalam kehidupan sehari-hari untuk menghidupi semangat dan kebajikan hidup Santa Yosefina Bakhita yang telah ia tunjukkan kepada kita, yakni suka mengampuni, berani, sabar dan rendah hati. Dengan semangat santa Yosefina Bakhita, kita berlangkah bersama-sama untuk memerangi perdagangan orang dewasa ini,” tegas Fr. Fridz.

Tiga Siswi lagi persiapan mengarak
tiga simbol ke altar
    Perayaan Ekaristi yang dipimpim oleh P. Vinsen  Neonbasu, SVD berlangsung dengan penuh hikmat. Pada bagian liturgi Ekaristi, tiga siswi penghuni asrama Santo Yosef Freinademetz Boganatar membawa persembahan simbolis ke depan altar, yakni tanah, air dan lilin. Ketiga siswi tersebut tampil di depan altar dan membaca pemaknaan terhadap tiga simbol yang dipersembahkan kepada Tuhan.

Simbol Tanah, Air dan Api
Siswi pertama (Necy): “Saat kami membawa mangkuk berisi tanah dan batu, kami berterimakasih kepada Tuhan atas bumi yang dengan lembut menjadi tempat tinggal kami, membumikan kami dan dengan murah hati mengasuh kami dengan pelbagai cara. Kita mengingatkan diri kita sendiri akan penderitaan semua orang yang menderita kemiskinan dan penganiayaan serta para buruh yang diperlakukan tidak adil. Untuk itu kami berdoa: Tuhan yang penuh keadilan, kami berdoa untuk semua orang yang menderita kelaparan. Semoga kekayaan hasil bumi didistribusikan secara adil dan tidak sia-sia. Semoga melalui relasi kami sebagai manusia, kami terus bertumbuh dalam tanggungjawab untuk saling memperhatikan satu dengan yang lainnya.

Pemaknaan Simbol Yang Dipersembahkan
di altar Tuhan

Siswi kedua (Olinvia): “Air sumber dari  segala kehidupan, mengingatkan kami  akan Pembaptisan yang telah kami terima  dan pada saat yang sama jutaan orang  menyeberangi perairan untuk mencari  kehidupan yang lebih baik dan tidak selalu  berhasil. Semoga kekuatan air yang  membersihkan, menyembuhkan dan  menyegarkan dapat memberikan  keberanian untuk mengatasi rintangan dan membiarkan kehidupan mengalir dalam harapan, keadilan dan kasih sayang. Untuk itu kami berdoa: Allah kehidupan, kami berdoa untuk semua orang yang sedang dalam perjalanan, para migran, pengungsi dan orang-orang yang terlantar agar mereka dapat menemukan di dalam diri kami, saudara dan saudari yang mendukung mereka dalam pergumulan penderitaan dan harapan mereka.”

Para Suster SSpS dan Penghuni
asrama Santo Yosef Freinademetz

Siswi ketiga (Aca): “Api adalah kekuatan yang merusak dan katalisator untuk kelahiran kembali dan pembaharuan. Keserakahan dan kekuasaan telah menggunakan api sebagai kekuatan yang mematikan. Lilin ini melambangkan cahaya yang menyinari kebijaksanaan, pengetahuan, dan kehadiran ilahi di tengah kegelapan perdagangan manusia, perang dan daerah konflik seperti, Israel, Palestina, Ukraina dan Rusia. Untuk itu kami berdoa: Tuhan yang penuh kasih, kami berdoa untuk para korban perdagangan manusia, keluarga mereka, mereka yang terdampak perang dan konflik, dan mereka yang bekerja tanpa lelah untuk menyelamatkan dan mendukung mereka. Kami mohon anugerah kesembuhan, perlindungan, dan pembebasan dari belenggu kekerasan dan eksploitasi bagi setiap orang yang diperdagangkan dan para korban perang dan konflik.”

Setelah memaknai tiga simbol yang dipersembahkan ke altar dan mengucapkan doa kepada Tuhan, ketiga siswi tersebut maju dan meletakkan ketiga simbol tersebut di depan arca patung Hati Kudus Yesus.

Pater, Suster dan umat khusuk mendaraskan
doa kesadaran internasional menentang perdagangan manusia

Perayaan Ekaristi dilanjutkan sebagaimana mestinya dan setelah penerimaan komuni, para suster, Pater, Frater dan umat yang hadir bersama-sama mendaraskan doa kesadaran internasional menentang perdagangan manusia. Disaksikan oleh penulis, Perayaan Ekaristi memperingati Pesta Santa Yosefina Bakhita berlangsung selama 45 menit dan diikuti oleh umat yang  hadir dengan penuh hikmat.

Oleh: Fr. Fridz Talan, SVD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar